Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kumis kucing (Orthosiphon aristatus)


Klasifikasi Tanaman Kumis kucing (Orthosiphon aristatus)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus
  • Pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya.
  • Tingginya mencapai 2 meter.
  • Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul.
  • Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya.
  • Ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5cm.
  • Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak.
  • Panjang tangkai daun 7 – 29cm.
  • Kelopak bunga berkelenjar.
  • Urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul.
  • Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm. Dibagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih. Panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm.
  • Helai bunga tumpul, bundar.
  • Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas.
  • Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.

Cara Perkecambahan biji tanaman Karet



Melakukan Perkecambahan Karet
Benih yang telah diseleksi sebelum disemai sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air bersih. Untuk meningkatkan daya kecambah biji,dapat dilakukan perendaman biji dengan larutan KNO3 0,2 % bahan aktip selama 24 jam atau dengan air bersih selama 48 jam. Biji yang diterima pada hari bersamaan, dapat disemaikan ditempat yang sama. Biji didederkan pada media yang telah disiapkan. Buatlah pada permukaan bedengan garis-garis lurus dengan jarak kurang lebih 5 cm. Ambilah biji / benih dan semaikan dengan jalan menekan biji kedalam tanah. Bagian “perut” yang rata mengarah kebawah sedalam sampai ¾ bagian tebalnya biji. Bagian “punggung” disebelah atas masih kelihatan. Aturlah agar arah mata tempat keluarnya lembaga mengarah kesatu arah. Jarak tanam antar barisan sekitar 5 cm dan jarak dalam barisan 2-3 cm. Bila jumlah benih yang akan dikecambahkan banyak, penanaman biji pada bedengan persemaian pengecambahan dapat lebih rapat.

a) Pemeliharaan persemaian perkecambahan
Persemaian perkecambahan harus dipelihara dengan baik agar benih dapat berkecambah dengan baik pula.Pemeliharaan persemaian perkecambahan yang terpenting adalah penyiraman. Penyiraman harus dilakukan pagi dan sore hari agar bedengan selalu dalam keadaan lembab. Untuk penyiraman persemaian harus menggunakan alat penyiraman yang dapat mengeluarkan butiran- butiran air yang halus dan menyebar, misalnya gembor atau emprat.
b) Pemeriksaandan pemindahan kecambah
Benih karet akan berkecambah dalam jangka waktu 5 – 30 hari. Biji yang tidak berkecambah setelah 21 hari sebaiknya disingkirkan, karena kualitas bibit akan jelek. Benih-benih yang tidak sehat (bercendawan, berlubang atau diserang hama/penyakit) harus dibuang.Setelah benih berkecambah, benih dapat dipindahkan ke persemaian.

Dikenal ada tiga jenis stadium kecambah yaitu
  • Stadium bintang
  • Stadium pancing
  • Stadium jarum
Secara teori ketiga stadia tersebut dapat dipindahkan ke persemaian, namun yang terbaik untuk dipindahkan adalah stadium pancing. Untuk memudahkan pemindahan kecambah dari bedengan pengecambahan dapat menggunakan ‘’solet’’, yaitu alat yang di buat dari bambu yang dapat digunakan untuk mencungkil kecambah dari bedengan.

Bila kecambah dipindah ke pesemaian pada stadium bintang kelemahannya adalah:
o Perkembangan akar belum cukup kuat untuk menembus lahan yang agak keras.
o Bakal batang belum muncul, sehingga bila menutupnya kecambah terlalu padat, bakal batang 
   sulit menembus tanah.

Sedangkan jika kecambah dipindahkan ke lapangan pada stadium jarum kelemahannya adalah :
o Lebih peka terhadap cahaya matahari.
o Lebih peka terhadap serangga.
o Akar dan batang lebih banyak mengalami kerusakan waktu pencabutan dan pengangkutan.

Kegiatan-kegiatan dalam penyerbukan silang buatan

Kegiatan-kegiatan dalam penyerbukan silang buatan meliputi persiapan, kastrasi, pengumpulan serbuk sari, dan penyerbukan/persilangan.
1) Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan penyerbukan silang adalah:
a) Penyediaan induk
Sejumlah tanaman yang akan digunakan sebagai induk jantan dan induk betina yang telah diketahui sifat dan keunggulannya harus dijaga agar tetap sehat dan dapat menghasilkan bunga pada saat yang tepat secara optimal.
Makin banyak jumlah jenis yang dapat disediakan, maka besar kemungkinannya akan terdapat tanaman-tanaman yang berbunga pada waktu yang sama sehingga penyerbukan silang dapat dilakukan tepat pada waktunya.

b) Pengamanan induk
Untuk meningkatkan keamanan tanaman terhadap gangguan dari luar serta untuk memudahkan pemeliharaannya, maka tanaman–tanaman induk tersebut dilindumgi dengan pagar.
Bila jenis-jenis yang akan disilangkan termasuk golongan tanaman keras berumur panjang dan membentuk bunga yang letaknya sangat tinggi, maka perlu dibuatkan tangga agar dapat dilakukan penyerbukan.

c) Pemeriksaan dan pemilihan bunga
Beberapa hari sebelum bunga mekar sebaiknya dilakukan pemeriksaan pada kuncup-kuncup bunga. Semua kuncup bunga dari induk betina yang sudah dewasa, segar, tidak rusak, dan belum mengalami persarian dapat dipilih untuk penyerbukan silang. Kuncup bunga hendaknya dipilih dari kuncup bunya yang terletak diujung cabang/ranting yang banyak memperoleh sinar matahari.

Kuncup bunga yang telah terpilih segera dibungkus dengan kantong agar tidak memperoleh gangguan dari luar, sedangkan kuncup-kuncup bunga yang tidak terpilih harus segera dibuang.

Kriteria kantong yang digunakan untuk membungkus bunga adalah
  • kuat dan tahan air hujan
  • tidak mengganggu pernafasan bung
  •  bila kena air cepat kerin
  •  ukuran kantong sesuai dengan besar bunga

2) Kastrasi
Kastrasi atau emakulasi adalah membuang semua benangsari yang masih muda (belum matang) dari kuncup bunga induk betina dengan tujuan agar bunga tersebut tidak melakukan penyerbukan sendiri.
Kastrasi dilakukan pada kuncup bunga yang telah dewasa, tetapi benangsarinya masih muda yaitu belum dapat mengeluarkan serbuk sari dan ruang sarinya masih menutup rapat. Cara melakukan kastrasi adalah sebagai berikut:

a) Kantong pembungkus bunga dibuka secara hati-hati.
b) Bagian ujung kuncup bunga dipotong dengan gunting hingga kepala putik jelas kelihatan dari atas. Hati-hati jangan sampai kepala putik ikut terpotong.
c) Mahkota bunga dibuka satu persatu, menggunakan pinset hingga benagsari kelihatan.
d) Benangsari dicabut satu persatu menggunakan pinset sampai habis, bila perlu mahkota 
    bisa dibuang.
e) Kepala putik diperiksa menggunakan loupe, apakah masih segar dan belum terkontaminasi.
f) Bunga yang telah dikastrasi dibungkus kembali.
g) Tangkai bunga diberi label yang ditulisi nonor dan tanggal

3) Pengumpulan serbuk sari
Pengumpulan benangsari dari pohon induk jantan dapat dimulai beberapa jam sebelum bunga mekar. Bila letak induk betina jauh dari pohon induk jantan maka pengangkutan bunga dari induk jantan ke induk betina akan memakan waktu yang cukup lama. Agar bunga tidak cepat layu maka pengambilan bunga dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terbit atau sore hari setelah matahari terbenam. Untuk memperpanjang daya simpan bunga dapat juga cabang dan ranting dimana bunga tersebut berada ikut dipotong dan ujung potongan dimasukkan dalam botol berisi air.

4) Penyerbukan
Berikut ini adalah beberapa petunjuk cara melakukan penyerbukan:
  • Pada bunga yang berkelamin dua penyerbukan silang hanya dilakukan pada bunga yang sudah dikastrasi.
  • Pada tanaman yang hanya menghasilkan bunga-bunga betina, maka putik dapat langsung diserbuki pada saat bunga mulai mekar.
  • Saat yang baik untuk melakukan penyerbukan silang adalah apabila tanaman sedang berbunga lebat.
  • Suhu udara terbaik untuk melakukan penyerbukan pada umumnya antara 20 – 25 0C.
  • Beberapa jam sebelum dilakukan penyerbukan dilakukan, serbuk sari dari induk jantan harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
  • Penyerbukan dapat dilakukan dengan baik pada saat kepala putik mulai mengeluarkan lendir, warnanya tampak putih bersih, mengkilap dan segar.
  • Pada setiap tangkai bunga yang telah diserbuki, segera diberi label yang diberi nomor kode persilangan

Bagaimana Kriteria buah siap panen

Kriteria buah siap panen 
Panen adalah suatu ungkapan untuk menunjukkan bila tiba saatnya akan nyata mana yang berubah mana yang tidak. . Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran . Panen merupakan kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya Sedangkan penanganan pasca panen dapat diartikan sebagai upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi hasil panen.
 Kedua aspek ini sangat penting untuk meningkatkan hasil petani jika dilakukan sesuai dengan langkahnya. Sebagian dari petani, memasarkan dan menjualnya untuk dikomersilkan. Pemanenan terlalu muda/awal: menurunkan kuantitas hasil, pada banyak komoditas buah menyebabkan proses pematangan tidak sempurna.. Pemanenan terlalu tua/lewat panen: kualitas menurun dengan cepat saat disimpan, rentan terhadap pembusukkan. Menentukan waktu panen yang tepat, waktu menentukan “kematangan” yang tepat dan saat panen yang sesuai dapat dilakukan berbagai cara, sebagai berikut:

1) Cara visual/ penampakan : misal dilihat dari warna kulit, ukuran dan bentuk buah
2) Cara fisik : misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras.
3) Cara komputasi : menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur buah dari mekarnya bunga
4) Cara kimia : melakukan pengukuran/ analisic kandungan zat atau senyawa yang ada 
    dalam komoditas, sperti kadar gula.
Melakukan penanganan yang baik, yaitu menekan kerusakan yang dapat terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara yang dipilih perlu diperhitungkan., disesuaikan dengan kecepatan/waktu yang diperlukan (sesingkat mungkin) dab dengan biaya rendah.

Mengatur naungan tempat pembibitan tanaman

Mengatur naungan
Untuk memperoleh kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban yang optimal yang sesuai dengan pertumbuhan bibit sejak awal tumbuh hingga siap dipindahkan ke lapangan penanaman, dibutuhkan naungan guna memberi kenyamanan bibit tumbuh dan beradaptasi secara bertahap terhadap terik matahari dan air hujan.

Sinar matahari sangat mempengaruhi temperatur dan kelembaban lingkungan tempat pembibitan. Tanaman muda belum dapat beradaptasi pada suhu tinggi begitu pula terhadap air hujan, temperatur rendah dan kelembaban tinggi.
Mengadaptasikan/menyesuaikan bibit terhadap sengatan sinar matahari dapat dilakukan secara periodik dengan cara membuka menutup naungan dari hari ke hari hingga akhirnya bibit mampu menerima sinar matahari penuh. Jika bibit sudah kuat terhadap sinar matahari, maka naungan sudah tidak perlu digunakan lagi, berarti bibit sudah siap untuk dipindahkan ke lahan penanaman.

Pengaturan naungan pembibitan dilakukan dengan ketentuan :
  1.  Naungan pembibitan dibuka saat cuaca cerah pada pagi hari ( jam 7.00
  2.  Plastik naungan digulung rapih dari sisi ujung sebelah timur sampai kesisi ujung sebelah barat.
  3.  Pada saat sebelum terik matahari palastik naungan ditutup kembali dengan rapat dan rapih, dan pada bagian ujung-ujung pembibitan (sebelah utara) terbuka
  4. d) Lama naungan dibuka dari hari ke hari semakin meningkat berlangsung sedikit demi sedikit disesuaikan dengan pertumbuhan bibit sampai akhirnya bibit tahan terhadap terik matahari.\
  5. Bibit tidak mengalami stress (layu) selama plastik naungan dibuka.

Metode penyiraman bibit tanaman yang baik

Menyiram bibit
Air merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap tumbuh dan berkembangnya bibit. Jika kekurangan atau kelebihan air akan berdampak buruk pada pertumbuhannya. Umumnya bibit membutuhkan air dalam jumlah yang cukup dalam arti tidak berlebihan atau tidak kekurangan. Untuk mengendalikan kebutuhan air dalam pembibitan, maka perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman yang tepat akan memberikan hasil pertumbuhan yang optimal. Agar penyiraman sesuai dengan kebutuhannya, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

a) Kualitas air bersih

Dalam menggunakan air untuk menyiram bibit tanaman diperlukan air bersih yang tidak berbahaya bagi tanaman dan juga tidak mengganggu terhadap alat-alat yang digunakan. Jenis air yang dimanfaatkan untuk menyiram bibit antar lain : air laut, air sungai, air hujan, air danau dan lain-lain.

b) Jumlah kebutuhan air

Banyaknya air yang dibutuhkan bibit tanaman tergantung pada jenis tanaman, iklim saat tanaman itu tumbuh dan pertumbuhan bibit tanaman.
Pada saat temperatur udara tinggi penguapan pada bibit tanaman maupun pada lingkungan tempat pembibitan akan menjadi tinggi sehingga keutuhan air untuk tanaman menjadi tinggi pula. Kondisi seperti ini sangat memerlukan adanya penyiraman. Namun bila terjadi hujan yang cukup deras, maka tanaman cukup air sehingga penyiraman tidak dibutuhkan kecuali jika pembibitan menggunakan naungan/green house penyiraman tetap diperlukan hanya interval pemberiannya dikurangi.

c) Waktu pemberian

Pemberian air pada tanaman yang paling baik adalah waktu menjelang siang hari, karena pada siang hari evaportranspotasi berjalan dengan cepat sehingga bibit tanaman banyak membutuhkan air, kecuali waktu hujan. Pemberian air pada pagi dan sore hari juga dapat dilakukan asal pada siang hari tanah masih mengandung cukup air.

d) Cara menyiram

Cara pemberian air pada pembibitan tanaman dapat dilakukan dengan alat penyemprot, gembor, selang, sprinkle dan lain-lain, yang penting air mengalir masuk ke dalam lingkup perakaran, sehingga media tanam menjadi lembab air.

Penyiraman dilakukan pada bagian daerah perakaran dalam jumlah yang cukup.
  • Media basah hingga bagian terdalam secara merata.
  • Sisa air siraman mengalir keluar melalui lubang aerasi
  • Bibit tumbuh subur dan nampak segar

Teknik transplanting/penyapihan bibit di bedengan

Teknik transplanting/penyapihan bibit
Menyapih bibit adalah memisahkan/memindahkan bibit dari kelompoknya hingga menjadi tanaman individu dalam suatu wadah tersendiri sesuai dengan ukuran dari pertumbuhannya.

1) Penyapihan di bedengan.
Bedeng sapih dibuat sama dengan bedeng semai berukuran lebar 100 cm dan tinggi 30 cm. Namun di bedeng sapih dibuat lubang-lubang tanam sedalam 10 cm dengan jarak 75 x 75 cm. Jarak tanam ini sudah cukup untuk menjamin tumbuhnya bibit sehingga tidak saling bersentuhan sampai berumur 1-2 tahun.
Bibit yang telah diseleksi dari persemaian ditanam sebatas leher akar, lalu lubang tanam ditutup dengan lapisan tanah dan dipadatkan agar akar bibit dapat menyatu dengan tanah bedengan. Setelah itu, siram bedengan secukupnya, jangan terlalu basah atau air siraman jangan sampai menggenang.

Untuk melindungi bibit dari sengatan sinar matahari, beri naungan setinggi 180 cm di sebelah timur, dan 120 cm di sebelah barat. Awalnya naungan dibuat rapat agar intensitas cahaya matahari yang masuk hanya sekitar 50%. Namun seiring dengan perkembangan bibit, perlahan-lahan kerapatan naungan dikurangi sampai akhirnya dibuka seluruhnya. Beri pupuk kandang setiap 2-3 bulan sekali agar pertumbuhan bibit semakin cepat. Selain itu, setiap 1-2 bulan sekali tambahkan 100-150 gr NPK 15-15-15 ditambah 100 gr urea per bibit, atau campuran 50-100 gr urea, 200-40 gr SP-36 dan 50-70 gr KCl per bibit. Untuk mengatasi hama dan penyakit, semprotkan insektisida seperti Curacron, Pegasus atau Decis serta fungisida seperti Antracol, dan Dithane dengan dosis sesuai dengan aturan pakai yang ada di kemasannya. Saat sudah besar, bibit di bedeng sapih dapat ditanam di lahan atau di pot permanen untuk pembesaran.

Pemindahannya harus dilakukan secara hati-hati agar akar bibit tidak rusak atau terputus. Oleh karena itu bola akarnya tidak langsung dicabut tetapi digali secara bertahap. Caranya, gali media di setengah lingkaran bola akar sebelah kiri, baru setelah itu gali media di setengah lingkaran bola akar sebelah kanan. Setelah itu, angkat bibit dan bungkus bola akarnya dengan karung plastik agar tidak pecah.